Sabtu, 27 Juli 2013

Mengirim Pesan Melalui E-mail

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat telah merubah banyak hal, yang salah satunya adalah komponen-komponen hingga prosedur dalam suatu kegiatan online, dalam hal ini saya ambilkan contoh tentang kegiatan via e-mail pada Yahoo!. Perubahan yang terjadi pada Yahoo! Mail diantaranya cara berkirim e-mail, tampilan depan e-mail, serta fitur-fitur yang tersedia, yang tak lain tujuannya adalah tampilan terbaru tersebut mampu mendukung pada terminal smartphone maupun gadget komunikasi canggih lainnya sehingga memungkinkan tampilan yang terlihat lebih bagus dan profesional.

Berikut ini akan saya jelaskan mengenai cara mengirim file melalui e-mail Yahoo! dengan tampilan barunya.

1. Masuklah ke akun Yahoo mail teman-teman.
2. Pilih Compose 


3. Masukkan alamat e-mail tujuan, subjek e-mail serta isi dari e-mail yang akan dikirimkan



4. Klik Attach atau Lampirkan (gambar paper clip)

5. Tunggulah hingga proses upload selesai.


6. Kirimkan e-mail dengan mengklik gambar burung kertas.


7. E-mail telah terkirim. SELESAI :)

Prosedur atau cara mengirim file melalui email Yahoo! ini saya buat dengan tujuan untuk membantu teman-teman yang merasa kesulitan saat ingin mengirim file ke orang lain melalui e-mail. Dan postingan ini juga sebagai update dari postingan cara mengirim file melalui e-mail yang saya buat di tahun 2012 karena perubahan tampilan yang terjadi.

Semoga teman-teman tidak lagi merasa asing dengan tampilan baru ini, dan selamat mencoba.

Salam Teknologi Informasi ^_^

Kamis, 04 Juli 2013

Fakta Tentang Déjà vu

          Déjà vu (pengucapan dalam bahasa Inggris/ˈdeɪʒɑː ˈvuː/ pengucapan bahasa Perancis: [/deˈʒa ˈvyː/]) adalah sebuah frasaPerancis yang artinya secara harafiah adalah "pernah melihat" atau "pernah merasa". Maksudnya adalah mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani para(παρα) yang artinya ialah "sejajar" dan mnimi (μνήμη) "ingatan". 70% penduduk bumi pernah mengalami fenomena ini.

Pernahkah anda mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama persis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan déjà vu.


Mengapa déjà vu bisa terjadi?
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitif dalam menerima gelombang listrik itu tadi. Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan pada bulan Desember tahun lalu bahwa orang buta pun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran dan perabaannya.

Penyebab Déjà vu
1.      Déjà vu dipengaruhi usia
Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT, Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrusnya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

2.      Obat-obatan
Obat-obatan tertentu juga diyakini sebagai salah satu faktor yang bertanggung jawab atas Deja vu. Obat obat seperti amantadine dan fenilpropanolamin telah diamati menyebabkan perasaan Deja vu. Obat-obatan medis tertentu dapat menyebabkan tindakan hyperdopaminergic di daerah temporal mesial dari otak, mengakibatkan Deja vu.

3.      Lain-lain
Dejavu itu hanya sensasi pikiran yang tak terkontrol,biasanya orang yg suka bengong sering kena dejavu, tapi ada kepercayaan juga yg mengatakan kalau dejavu itu adalah rekaman kehidupan masa laku kita,maksudnya berarti apabila kita mati lalu akan hidup lagi di dimensi lain.
Beberapa peneliti mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Déjà vu.
Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori.

Jenis-Jenis Déjà vu
Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk. Ada yang hanya bisa mengingat secara samar-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis berikut.

1. Déjà Vu
Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat dan merasa aneh.

2. Déjà Vécu
Perasaan yang terjadi pada Deja vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.

3. Déjà Senti
Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.

4. Jamais Vu
Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.

5. Déjà Visité
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi.



Senin, 01 Juli 2013

Optika Fisika

Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahayadan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai olehgejala optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berartitampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampakinframerah danultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-Xgelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hinggamekanika kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric ataunonconductinggelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnyakecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium adalahindeks bias n bahan sebagai berikut : n = cv

Optika Klasik


Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya terdiri dari aplikasi elektromagnetik klasik dan pendekatan frekuensi tinggi untukcahaya. Optik klasik terbagi menjadi dua cabang utama: optika geometris dan optika fisis.
Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk "sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak, atau "instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya. Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem optis, yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan banyak efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil dibandingkan dengan ukuran struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya (imaging), termasuk aberasi optis.
Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan paraksial, atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang kemudian menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam bentuk matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar paraksial, yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris dan fisik.
Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip Huygens dan memodelkan propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem optis, termasuk amplitudo dan fase dari gelombang. Teknik ini, yang biasanya diterapkan secara numerik pada komputer, dapat menghitung efek difraksiinterferensipolarisasi, serta efek kompleks lain. Akan tetapi pada umumnya aproksimasi masih digunakan, sehingga tidak secara lengkap memodelkan teori gelombang elektromagnetik dari propagasi cahaya. Model lengkap tersebut jauh lebih menuntut komputasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan kecil yang memerlukan pemecahan lebih akurat.

Optika Modern

Optika modern meliputi bidang ilmu dan rekayasa optik yang menjadi terkenal pada abad ke 20. Bidang-bidang ilmu optik ini biasanya berhubungan dengan elektromagnetik atau sifat kuantum dari cahaya tetapi tidak termasuk topik lain.

Optika Sehari - hari

Optik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pelangi dan bayangan adalah contoh gejala optis. Banyak orang mendapat manfaat darikacamata atau lensa kontak, dan optik digunakan di banyak barang konsumen termasuk kamera. Superimposisi dari struktur periodik, misalnya tisu transparan dengan struktur kisi, menghasilkan bentuk yang dikenal sebagai pola moiré. Superimposisi dari pola periodik transparan yang terdiri garis atau kurva buram paralel memproduksi pola garis moiré.




Kamis, 27 Juni 2013

Belajar Excel : Belajar Rumus Excel " IF "

Kali ini kami akan membahas tentang Rumus " IF ".  Tanpa banyak basa - basi, langsung saja kita ke pokok pembahasan !

Rumus IF nya seperti ini: =IF(A2>10;"Benar";"Salah")

Berikut adalah cara penggunaannya :

1. Buat data seperti ini
2. Setelah itu klik tombol ini ( tombol function )



3. Lakukan langkah seperti ini :


4.  posisi kan kursor di Logical_test lalu klik sel A2 seperti gambar di bawah ini:



5. setelah langkah 4 di atas tadi, sekarang tambahkan >10 di belakang A2 (ini sebagai contoh jika kita ingin                                                                         mengetes apakah data yang ada di sel A2 itu lebih besar dari angka 10 ?
Value_if_true = Isi Benar (ini artinya jika jawaban dari Logical_test benar, maka data yang ada di kotak Value_if_true akan di tampilkan, begitu pun sebaliknya dengan Value_if_false (jika jawaban di Logical_test adalah salah maka data di kotak Value_if_false akan di tampilkan), seperti ini:



6. Hasil akhirnya akan seperti ini: